MataParlemen.id-Anggota Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR RI Ali Zamroni mendorong pemerintah agar segera mengalihkan penerbangan umrah ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati.
Kebijakan tersebut diperlukan agar Bandara Internasional Jawa Barat bisa beroperasi secara maksimal dan tidak terus-menerus mengalami kerugian akibat menanggung beban biaya operasional tiap tahunnya.
Hal tersebut diungkapkan Ali Zamroni di sela-sela Kunjungan Kerja BURT DPR RI ke BIJB Kertajati, Majalengka, Jawa Barat menjalankan fungsi pengawasan layanan jumpa airport VIP Service dan Lounge di BIJB Kertajati dalam rangka pengawasan terhadap fasilitas pelayanan bagi pejabat negara, tamu negara, serta anggota DPR RI dan keluarganya, Selasa (17/6/2025).
“Saya mendukung bapak-bapak direksi yang hadir di sini agar berani dan terus mendesak pemerintah agar ada diskresi supaya BIJB Kertajati hidup misalnya dengan mengalihkan penerbangan umrah terutama para jamaah dari wilayah Jawa Barat dan sekitarnya melalui Bandara Kertajati,” tandas politisi Partai Gerindra ini.
Legislator asal Dapil Banten I juga memberi semangat para Direksi di BIJB Kertajati agar jangan sampai bosan menyampaikan ke pemerintah untuk melakukan sesuatu agar BIJB ini bisa bergeliat kembali.
Dirinya juga turut prihatin melihat kondisi BIJB Kertajati yang diresmikan sejak 2018 namun hingga kini belum juga diminati maskapai penerbangan.
“Bandara Kertajati ini memiliki potensi yang bagus. Kami dari DPR akan mendukung segala upaya yang dilakukan untuk mengembangkan bandara Kertajati,” ujar Anggota Komisi X DPR RI ini menyemangati.
Sedangkan Anggota BURT Ida Nurlaela Wiradinata mengatakan seharusnya BIJB Kertajati menjadi kebanggaan masyarakat Jawa Barat, apalagi melihat bangunan Bandara yang begitu megah serta fasilitas yang cukup lengkap dan bertaraf internasional.
“Sudah seharusnya masyarakat Jawa Barat bangga dengan BIJB Kertajati. Harapan kami BIJB Kertajati ini bisa hidup dan DPR akan terus membantu mendorong pemerintah agar bandara ini bisa beroperasi secara maksimal,” katanya.
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini menegaskan, tugas para pemangku kepentingan terkait bagaimana mendatangkan maskapai agar dapat beroperasi di BIJB dengan konsistensi untuk menghidupkan BIJB Kertajati.
“Ada permasalahan di mana penumpang kurang percaya memilih terbang dari BIJB Kertajati karena seringnya penerbangan di cancel. Sementara maskapai juga kurang tertarik karena masih minimnya minat penumpang di sini,” ungkap Legislator asal Dapil Jawa Barat X meliputi Kab. Ciamis, Kab. Kuningan, Kab. Pangandaran, dan Kota Banjar ini.
Setelah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo tahun 2018 silam, BIJB Kertajati, Majalengka tak kunjung diminati oleh maskapai penerbangan.
Beberapa maskapai yang sempat beroperasi dan merasakan lepas landas di BIJB Kertajati antara lain: Super Air Jet (IU), Citilink (QG), AirAsia Berhad (AK), Malaysia Airlines (MH) dan Scoot (TR).
“Dari penjelasan Direksi BIJB Kertajati sekarang hanya tersisa maskapai Scoot (TR) yang melayani rute penerbangan Kertajati-Singapura dan sebaliknya. Adapun jadwal penerbangan Scoot di Bandara Kertajati sendiri tersedia pada hari Sabtu dan Selasa,” jelas Anggota Komisi VI DPR RI ini.
Sementara itu, Dirut PT BIJB, Muhamad Singgih menjelaskan perihal rencana mengembangkan Kertajati Aircraft Maintenance Center (KAMC) di atas lahan seluas 84,2 hektar. Pada KAMC ini terdapat fasilitas perawatan bandara atau Maintenance, Repair and Overhaul (MRO).
“Berdasarkan data dari Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara, 46 persen pesawat Indonesia masih melakukan kegiatan MRO di luar negeri. Hal ini menunjukkan adanya peluang pasar untuk mengembangkan fasilitas MRO di Kertajati,” pungkasnya.
Dirut BIJB Kertajati Muhammad Singgih ini optimis jika terus ramai jadwal penerbangan akan bertambah.
“Selama ini baru dua kali seminggu. Kami berharap akan bertambah, dan mudah-mudahan ada masyarakat dari Jabar ke Singapura dan warga Singapur juga berkunjung ke Jabar khususnya ke destinasi wisata Jabar karena banyak yang bagus-bagus,” pungkasnya. (*)


